Macam-Macam Tes Ajaib, di Sini Tempatnya!

Selasa, 12 Desember 2017

Mitos dan Fakta: Tentang Tata Cara Tes Keperawanan

Assalamualaikum,


Tes keperawanan pernah menjadi pro-kontra dalam masyarakat dunia. Memang sulit bagaimana cara paling arif dalam menanggapi tes keperawanan ini. Sebab itulah kali ini Ajaibbinladden akan memberikan mitos dan fakta ditengah perdebatan tentang tes keperawanan.

Silahkan disimak!

Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan


Mitos:

Ini dimaksudkan agar perempuan menjaga betul keperawanannya sebagai sesuatu yang mutlak dan tak boleh diganggu-gugat, sebelum adanya ikatan pernikahan. Jadi bisa dibilang tes ini bertujuan “demi dan untuk” kepentingan perempuan itu sendiri.

Fakta:

Ya ampun, jelas-jelas ini diskriminasi terhadap kaum wanita. Pastikan juga, kalau agan dengar alasan seperti dipaparkan dalam mitos di atas, maka yakinilah kalau itu bull-shit. Tidak ada hubungannya sama sekali.

Sebab, bila kita menghargai bagian pribadi seseorang wanita, ya kita juga jangan ngutik-ngutik bagian itu dengan alasan apapun, dong. Bahkan walaupun yang mengeksekusi adalah seorang wanita juga. Ya, namanya juga barang pribadi.

Kalau tak ingin dikatakan diskriminasi, seharusnya buat juga tes keperjakaan. Kedua tes ini bisa dibalut menjadi satu kesatuan dalam tes bertajuk moralitas seksual, misalnya. Tak perlu juga mengusik bagian sensitif seseorang sebagai indikator. Menurut saya, tes pertanyaan lisan dengan bantuan alat pendeteksi kebohongan dan para psikolog, sudah cukup untuk mengetahui bagaimana moral seseorang menyangkut penjagaan terhadap kelaminnya.

Ditentukan Oleh Selaput Dara


Mitos:

Selaput Dara yang robek mengindikasi bahwa perempuan tersebut sudah tidak perawan lagi.

Fakta:

Para praktisi kedokteran mengatakan bahwa selaput dara sebenarnya berbentuk seperti bunga, memiliki kelopak-kelopak, dan bisa rusak atau robek bukan hanya karena penetrasi penis atau benda tumpul lain yang masuk ke dalam vagina.

Seksolog, ginekolog, maupun para dokter memberikan pernyataan bahwa aktivitas olahraga yang terlalu ekstrim, seperti senam, bahkan bersepeda terlalu lama pun bisa merusak selaput dara. Sebaliknya, ada pula jenis selaput dara wanita yang terlalu tebal dan sulit untuk rusak walaupun sudah melakukan hubungan seks beberapa kali.

Sebab itulah validitas mengetahui keperawanan wanita lewat selaput dara punya kemungkinan yang kecil. Para ahli forensik dan dokter ahli dalam membuktikan adanya penetrasi seksual pun, lebih mempercayakan validitasnya pada “ada tidaknya cairan asing” seperti sperma yang ditemukan di dalam vagina. Bukan melihat rusak tidaknya selaput dara.


Identifikasi Moral


Mitos:

Hilangnya selaput dara dan keperawanan adalah indikator kebejatan moral seorang wanita.

Fakta:

Mungkin bisa jadi seperti itu. Tetapi itu hanya satu dari berpuluh-puluh kemungkinan yang sebenarnya lebih kuat.

Misalnya begini, saya berani membuktikan secara ilmiah kalau memang diminta, tetapi saya masih percaya, kemungkinan seorang wanita kehilangan keperawanannya (sebelum resmi menikah) hanya ada tiga: Sama-sama suka (dengan kekasih), Paksaan kekasih, dan pergaulan yang terlalu bebas.
Sialnya, dari ketiga kemungkinan tersebut, peran lelaki justru lebih dominan.

Kampretnya lagi, tidak ada yang bisa membuktikan kebejatan moral seorang lelaki kalau dia ini perjaka atau tidak dengan tes fisik. Sebab itulah saya mendukung tes psikologi dengan bantuan para psikolog dan alat pendeteksi kebohongan untuk menentukan moralitas seseorang.

Itupun kalau memang benar-benar wajib dibutuhkan dalam sebuah instansi besar baik pemerintahan maupun non-pemerintah. Bukan hanya dalih untuk menyaring wanita saja.

Selaput Dara Robek dan Seks Pertama


Mitos:

Tes keperawanan menyimpulkan, selaput dara yang robek merupakan hasil dari hubungan seksual “haram” yang pernah dilakukan, walaupun hanya sekali.

Fakta:

Seperti sudah disebutkan di atas, ada beberapa kemungkinan. Yaitu rusak walaupun tanpa pernah berhubungan seksual, atau sebaliknya pernah berhubungan seks dan tidak rusak.

Lagipula dalam hubungan intim antar pasangan saja, rasa saling percaya merupakan kuncinya, bukan keperawanan (Walaupun ada juga lelaki yang menjadikan ini syarat utama). Lelaki bisa memaklumi seorang wanita yang dicintainya tidak perawan lagi asalkan ada kejujuran, keterbukaan, dan alasan yang jelas.

Alhasil, di luar masalah keperawanan dan seks, fungsi selaput dara ini sebenarnya abstrak. Selaput dara menjadi penting, disebabkan nilai sosial yang dibangun masyarakat untuk membangun nilai-nilai kepercayaan tertentu.

Tes Keperawan Menggunakan Dua Jari


Mitos:

Cara mengetes keperawanan yang paling sederhana, adalah dengan memasukkan dua jari telunjuk dan jari tengah bersamaan ke liang vagina. Bila jari tidak bisa masuk secara sempurna, berarti wanita tersebut masih perawan.

Fakta:

Cara ini benar-benar tidak masuk akal secara ilmiah. Hubungannya dengan kerapatan vagina akan dijelaskan lebih detail di bagian terakhir.

Bahkan saya bisa menyebut, tes keperawanan dengan cara memasukkan dua jari ke vagina ini justru yang merupakan perlakuan yang tidak bisa dibenarkan secara moral.

Secara medis, ada alat untuk memeriksa liang vagina secara khusus yang bernama spekulum. Alat ini berfungsi untuk sedikit membuka liang vagina, kemudian memungkinkan dokter atau perawat melihat bagian selaput dara pasien tes keperawanan. Walaupun seperti diungkap di atas, validitasnya tidak tinggi.

Spekulum vagina

Indikasi “Vagina Rapet” Hanyalah Milik Perawan


Mitos:

Tes keperawanan mensyaratkan vagina yang masih sempit sebagai indikator utama.

Fakta:

Bisa tanyakan pada dokter di seluruh dunia. Sempitnya lubang vagina adalah akibat dari kontraksi otot panggul. Bahkan ketika seorang wanita merasa cemas, secara otomatis mengencangkan otot dasar panggulnya. Terutama bila berhubungan seks.

Sebab itulah para dokter menganggap sempitnya vagina wanita perawan, faktor terbesarnya disebabkan oleh perasaan cemas menjelang pertama kali berhubungan seksual. Nah, jadi sebenarnya kalau “tes kerapetan” dengan dua jari ini dilaksanakan, wanita yang melatih otot panggul dan terlalu cemas, justru bisa lolos dengan mudah. Hmmm, gimana deh tuh?



Itulah tadi beberapa mitos dan fakta yang telah ane kumpulkan perihal tes keperawanan. Kalau ada tanggapan, boleh loh ditulis di kolom komentar. ^^



                      Pria Lebih Suka Wanita Polos ^^)V

                 

0 komentar:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com