Assalamualaikum..
Hoah, akhirnya bisa nulis cerita riddle lagi setelah berlelah-lelah dengan berita dan artikel. Ya, beberapa waktu lalu ane emang lagi sibuk ngurus kuliah dan kerjaan. Ya, udah tau kan? Ane ini mahasiswa, aktivis, sekaligus kontributor di teknowire.com. (Sory, malah pamer dikit :O)
Sebenarnya maunya sih sambil nulis cerita terus. Tapi mau bagaimana lagi ya sob, pekerjaan terkadang tuh emang bisa membingungkan kita. :f
Seperti biasa, cerita riddle kali ini punya satu benang merah bernama 'riddle bingung'. Ane namain kayak begitu, sebenarnya karena ane aja yang bingung sih, mau dinamain kayak gimana lagi. :D
Enggak-enggak. Sebab ketiga kisah dibawah bercerita perihal orang-orang yang kebingungan pada kejadian yang menimpanya. Walaupun mempunyai sudut pandang yang berbeda, tetapi yang pasti ketiganya mempunyai dasar cerita yang sama: Bingung. :f
So, bagi kamu yang udah nunggu lama, silahkan disimak. :L Terimakasih juga karena sudah menjadi pembaca setia Riddle dari AjaibbinLadden. Thanks ya.. ;)
Aku Bingung:
Kemana sang Petualang?:
“Hai Jo!!” Bondan melambai padaku. Kita berbincang sejenak mengenai banyak hal. Bahkan curhat mengenai cewek atau perkembangan pekerjaannya sebagai pegulat amatir di TV. Maklum, dia memang berlatih fisik dengan cara mendaki gunung ini. Bila dihitung-hitung, mungkin Bondan hampir selalu kemari setiap minggu.
“Masih mendung brey. Ntar dulu lah,”
“Halah, macam kau tak tahu aku aja, aku kan sudah tahu tiap inchi gunung ini. Tenang lah, ” katanya bersiap sambil berlalu.
Yah, toh aku juga tak punya hak untuk melarangnya. Kemudian aku mengambil inisiatif saja untuk mengurusi pendaki lain, dan berkata singkat padanya, “Yoi, terserah lo deh.”
Aku tak pernah menyangka itu bakal jadi kata-kata terakhirku untuk Bondan…
Sebab setelah itu datang seorang dengan carrier besar dan masker di mulutnya. Dia tak banyak omong, langsung mendaki setelah registrasi. Itu yang pertama yang kucurigai.
Kemudian datang seorang lagi. Berbadan besar dan tampangnya mengerikan. Mempunyai tato di lengannya, ‘Fight2Dead’. Itu orang kedua yang kucurigai.
Sebab dua hari kemudian, seseorang bermasker turun sembari membawa carrier besar yang penuh sesak. Baunya amis.
Dia melakukan registrasi turun dengan sangat cepat. Ah, sayangnya aku masih mengantuk sampai-sampai hanya bisa berkata-kata melantur saja. Yang pasti, aku begitu yakin, bahkan sangat yakin kalau tatonya itu ‘Fight2Dead’.
“Sepertinya ada sesuatu yang tertinggal di atas, Jo,” dia bilang begitu padaku. Aku masih juga melantur.
Benar saja. Setelah melakukan pengecekan ke atas, carrier dan peralatan Bondan ditinggalkan di bawah pohon besar di tengah hutan. Tasnya tertutup, penuh, tetapi peralatannya masih tercecer berantakan di luarnya. Aku tak berani membukanya, tak berani. Sebab kupikir isinya adalah potongan tubuhnya atau kepalanya atau hal menjijikan lain.... Tapi setelah dibuka, ternyata hanya peralatannya saja yang masih di packing rapi di dalam tas carrier.
Hingga kini pencarian atas jenazah Bondan, pegulat yang dikabarkan meninggal dalam gunung ini masih menjadi misteri. Entah bagaimana menjelaskannya, aku benar-benar bingung. Apalagi setelah menonton acara gulatnya, teman-temannya dari tim lain pun masih merasakan kehilangan atas gelarnya sebagai anggota terkuat yang pernah ada. Hmmm, dia ternyata terkenal juga ya.
“Masih mendung brey. Ntar dulu lah,”
“Halah, macam kau tak tahu aku aja, aku kan sudah tahu tiap inchi gunung ini. Tenang lah, ” katanya bersiap sambil berlalu.
Yah, toh aku juga tak punya hak untuk melarangnya. Kemudian aku mengambil inisiatif saja untuk mengurusi pendaki lain, dan berkata singkat padanya, “Yoi, terserah lo deh.”
Aku tak pernah menyangka itu bakal jadi kata-kata terakhirku untuk Bondan…
Sebab setelah itu datang seorang dengan carrier besar dan masker di mulutnya. Dia tak banyak omong, langsung mendaki setelah registrasi. Itu yang pertama yang kucurigai.
Kemudian datang seorang lagi. Berbadan besar dan tampangnya mengerikan. Mempunyai tato di lengannya, ‘Fight2Dead’. Itu orang kedua yang kucurigai.
Sebab dua hari kemudian, seseorang bermasker turun sembari membawa carrier besar yang penuh sesak. Baunya amis.
Dia melakukan registrasi turun dengan sangat cepat. Ah, sayangnya aku masih mengantuk sampai-sampai hanya bisa berkata-kata melantur saja. Yang pasti, aku begitu yakin, bahkan sangat yakin kalau tatonya itu ‘Fight2Dead’.
“Sepertinya ada sesuatu yang tertinggal di atas, Jo,” dia bilang begitu padaku. Aku masih juga melantur.
Benar saja. Setelah melakukan pengecekan ke atas, carrier dan peralatan Bondan ditinggalkan di bawah pohon besar di tengah hutan. Tasnya tertutup, penuh, tetapi peralatannya masih tercecer berantakan di luarnya. Aku tak berani membukanya, tak berani. Sebab kupikir isinya adalah potongan tubuhnya atau kepalanya atau hal menjijikan lain.... Tapi setelah dibuka, ternyata hanya peralatannya saja yang masih di packing rapi di dalam tas carrier.
Hingga kini pencarian atas jenazah Bondan, pegulat yang dikabarkan meninggal dalam gunung ini masih menjadi misteri. Entah bagaimana menjelaskannya, aku benar-benar bingung. Apalagi setelah menonton acara gulatnya, teman-temannya dari tim lain pun masih merasakan kehilangan atas gelarnya sebagai anggota terkuat yang pernah ada. Hmmm, dia ternyata terkenal juga ya.
Pahlawan dan Pencuri: