Assalamualaikum,
Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada), biasanya kata “jujur” akan diobral. Sebagai mantra sakti
pemikat hati rakyat, kata “jujur” akan semakin banyak digunakan oleh para calon
kepala daerah sebagai semboyan atau jargon mereka. Misalnya semacam: Jujur,
Adil, Merakyat! atau Bersih, Jujur, Dapat Diandalkan!
atau juga Mendingan Jujur Nakal daripada Baik Munafik!
Eh, bentar. Yang terakhir itu kan punya AwKarin! Gimana sih!
Tapi bila boleh berpendapat, menurut
saya jargon AwKarin justru jauh lebih bisa diterima. Lebih konkret dan lebih nyata!
Daripada “jujur”-nya para politisi untuk merayu masyarakat. Nah!
Sebab itulah, rasanya kurang fair ketika kita terus mem-bully AwKarin yang dengan teguh
memengang prinsipnya. Tetapi justru bersikap kalem-kalem saja pada para calon
peserta Pilkada yang belum tentu mengamalkan semboyan “jujur” yang mereka
dengung-dengungkan.
Loh, nanti dulu, memangnya
AwKarin sudah terbukti mengamalkan sikap jujur?
Beuh,
jangan ditanya!
Walaupun AwKarin lebih suka pakai
baju dari jaring nelayan (bukan seragam dinas apalagi setelan berdasi), dia
sudah terbukti bisa mengamalkan semboyan: “Mendingan Jujur Nakal daripada Baik Munafik”
dalam hidupnya.
Maka jangan gumun, kalau anak-anak muda yang sering kita sebut “dedek-dedek gemes”
banyak yang senang hati untuk terus mengikuti kehidupan AwKarin. Positive thinking saja, barangkali
mereka bukan ingin mengikuti fashion
atau gaya post-modernnya. Tetapi karena
sudah muak, melihat kemunafikan yang terlampau sering mereka dapati.
Jujur Masa Kini?
Pertama-tama kita lihat dulu dari
dunia hiburan Tanah Air. AwKarin semacam menjadi antitesis dari para artis ibu
kota, yang membranding diri sebagai “anak baik” hanya saat ingin membintangi
film agamis atau cinta-cinta religius. Atau selebritis yang sering
menutup-nutupi masalahnya, tetapi justru bikin masalah baru, kalau sudah sepi job dan ingin menaikkan pamornya lagi. Nahlo!
Kalau AwKarin sih, diputusin pacarnya
juga tenang-tenang aja diceritakan. Apa
aja dibuka (aurat apalagi). Mungkin kalau ada bisul pecah di pantatnya pun, dia
juga bisa saja cerita santai sambil ketawa-ketiwi di depan kamera. Benar-benar jujur!
Luar biasa bukan?
Bahkan, AwKarin sudah seperti
mendobrak kecenderungan artis-artis dunia yang suka oplas-oplos (baca: operasi plastik) di sana-sini. Beda dong, dengan AwKarin. Dia punya tetek segitu doang juga percaya diri aja.
Nggak perlu dibentuk lagi jadi bulet atau digede-gedein. Apa adanya, kok!
Belum cukup di situ saja. Dunia
politik pun ikut gonjang-ganjing
gara-gara semboyan AwKarin ini.
Loh,
nggak percaya?
Sekarang coba pikir, mana ada
politisi yang bisa “jujur” kecuali kalau sudah kepepet? Tengok Nazaruddin dan
para politisi lain yang KPK sebut Justice
Collaborator. Mereka jujur mengungkapkan kasus korupsi yang mereka lakukan,
karena sudah kepepet!
Apa yang bisa dilakukan? Ya tinggal
mencari teman, buat nemenin ngobrol
sambil minum kopi di penjara. Kampret
kan?
Ada sih yang bisa jujur, tapi nyengit
atau nyebelin. Misalnya Anas Urbaningrum yang dulu berkata, “Kalau saya korupsi satu rupiah saja,
gantung saya di Monas!”
Dan ternyata dia jujur: korupsinya
banyak, bukan cuma satu rupiah. Syahdan, dia tak jadi digantung di Monas. As* tenan...
Sebab itulah, kalau ada politisi
yang meniru jargon AwKarin, saya yakin dia pasti menang besar! Elektabilitasnya
melejit! Walaupun dia jujur nakal.
Misalnya, politisi tersebut
berkata, “Jujur saja! Saya nggak bisa
menjamin kalau saya nanti tidak korupsi! Lha wong untuk nyalon begini thok
saja, saya dipinjami duit partai sampai miliaran kok. Ya harus diganti lewat
proyek-proyek kalau sudah terpilih nanti. Tapi tenang saja, saya tidak akan
makan harta haram untuk anak-istri. Makanya, pilih saya!”
Nah, kalau ada yang bilang begitu, malah saya pilih! Benar-benar jujur dan
apa adanya. Salut saya!
Bahkan kalau saya jadi Megawati,
saya akan langsung mengusung AwKarin jadi cagub tanpa basa-basi. Saya membayangkan
saat AwKarin bersama calon-calon lain berdebat. Ketika calon-calon lain hanya membicarakan
kebaikan dan citra diri, dia hanya tersenyum kecut sembari berkata: Kalian semua suci, aku penuh dosah!
0 komentar:
Posting Komentar