Assalamualaikum,
Sebagai utusan Allah yang diberikan kelebihan untuk mampu berbicara dengan binatang, Nabi Sulaiman selalu sanggup menginspirasi kita dengan kisah luar biasa tentang para binatang, termasuk kisah tentang Cacing, Katak, dan Semut yang satu ini.
Kisah ini sanggup mengajarkan kita untuk berbaik sangka kepada siapa saja. Juga berbaik sangka terhadap Allah SWT atas segala rezeki yang telah Dia berikan.
Semoga dengan menceritakan kisah ini, anak-anak menjadi paham bahwa setiap tumbuhan dan hewan pun terus berdoa dan bertasbih kepada Allah.
Semoga dengan menceritakan kisah ini, anak-anak menjadi paham bahwa setiap tumbuhan dan hewan pun terus berdoa dan bertasbih kepada Allah.
Di samping itu, mereka sanggup memahami bahwa Allah memberi makhluk-Nya rezeki lewat jalan yang tak bisa kita sangka-sangka apabila tekun berdoa.
Termasuk rezeki untuk kita, para manusia yang pasti dijamin oleh Allah asal kita mau berusaha dan tetap bertawakal.
Silahkan disimak,
Belajar Bersama Nabi Sulaiman pada Semut, Katak, dan Cacing
Suatu kali Nabi Sulaiman sedang duduk-duduk di pinggir danau. Nabi Sulaiman terbiasa melihat segala hal yang ada di sekitarnya, memperhatikan kebesaran Allah lewat segala penciptaan-Nya.
Silahkan disimak,
Belajar Bersama Nabi Sulaiman pada Semut, Katak, dan Cacing
Suatu kali Nabi Sulaiman sedang duduk-duduk di pinggir danau. Nabi Sulaiman terbiasa melihat segala hal yang ada di sekitarnya, memperhatikan kebesaran Allah lewat segala penciptaan-Nya.
Sebab, kita tahu, Nabi Sulaiman pewaris kerajaan Daud ini memang diberikan kemuliaan oleh Allah dengan dapat berkomunikasi dengan hewan, tumbuhan, bahkan jin. Tak heran, binatang sekecil semut pun beliau perhatikan.
Salah satu semut tampak aneh. Dia hanya sendirian membawa satu biji gandum. Anehnya lagi, sang semut justru mendekat ke arah seekor katak yang sedang membuka mulutnya.
Haaaap!
Semut itu masuk ke mulut katak! Oh tidak, semut pembawa gandum dimakan oleh sang katak dan dibawa masuk ke dalam danau. Apakah semut itu benar-benar dimakan oleh sang katak?
Ternyata setelah beberapa saat, sang katak kembali ke darat. Ketika membuka mulutnya, ternyata semut pembawa gandum pun masih berada di dalamnya dan kembali ke daratan dengan selamat.
Salah satu semut tampak aneh. Dia hanya sendirian membawa satu biji gandum. Anehnya lagi, sang semut justru mendekat ke arah seekor katak yang sedang membuka mulutnya.
Haaaap!
Semut itu masuk ke mulut katak! Oh tidak, semut pembawa gandum dimakan oleh sang katak dan dibawa masuk ke dalam danau. Apakah semut itu benar-benar dimakan oleh sang katak?
Ternyata setelah beberapa saat, sang katak kembali ke darat. Ketika membuka mulutnya, ternyata semut pembawa gandum pun masih berada di dalamnya dan kembali ke daratan dengan selamat.
Wah, alhamdulillah si semut tidak jadi dimakan!
Loh, loh, loh, tapi satu biji gandum yang semut bawa tadi, kok hilang, ada di mana ya?
Akhirnya baginda Nabi Sulaiman pun bertanya pada semut, "Wahai semut, apa sebenarnya yang baru saja kau lakukan di dalam mulut katak?"
"Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga, dan di dalam cekungan batu itu terdapat seekor cacing,” jawab semut.
Akhirnya baginda Nabi Sulaiman pun bertanya pada semut, "Wahai semut, apa sebenarnya yang baru saja kau lakukan di dalam mulut katak?"
"Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga, dan di dalam cekungan batu itu terdapat seekor cacing,” jawab semut.
Semut menceritakan bahwa sang cacing tersebut tidak kuasa keluar dari cekungan batu untuk mencari penghidupan. Selain terjepit karena tak bisa keluar, sang cacing juga buta.
"Dan sesungguhnya Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rezekinya," tambah semut.
Ternyata, sebiji gandum yang tadi dibawa semut merupakan rezeki buat sang cacing.
"Oleh karena itu, aku membawakan rezekinya, dan Allah swt. telah menguasakan kepadaku sehingga katak ini membawaku kepadanya. Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku. Sesampai di batu itu, katak ini meletakkan mulutnya di rongga batu itu, lalu aku pun dapat masuk ke dalamnya," kata Semut menceritakan pengalamannya di dalam air.
Kemudian, setelah semut mengantar sebiji gandum kepada cacing itu, semut keluar dari rongga batu dan kembali ke mulut katak, "Lalu katak ini mengembalikan aku di tepi danau," tutup semut.
Nabi Sulaiman a.s. pun kemudian bertanya kepada Semut apakah dia mendengar bagaimana suara cacing tersebut bertasbih kepada Allah?
"Ya, cacing itu mengucapkan: Yâ man lâ yansani fî jaufi hâdzihi bi rizqika, lâ tansâ ‘ibâdakal mu’minîna bi rahmatik (Wahai Dzat Yang tidak melupakan aku di dalam danau yang dalam ini dengan rezeki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba-hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu)," jawab si semut.
Wallahualam.
Baca Juga:
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar