Macam-Macam Tes Ajaib, di Sini Tempatnya!

Jumat, 28 Oktober 2016

Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Assalamualaikum,

Kadang kita bingung, bagaimana cara menjadi pintar, cerdas, berwibawa, inovatif, kreatif atau sifat-sifat lain yang dimiliki tokoh-tokoh hebat. Kemudian kita pun mempertanyakan, apa dengan pendidikan atau sekolah tinggi, maka kita akan mendapatkan semua itu?

Tentu saja semuanya relatif. Banyak juga loh, tokoh-tokoh hebat di Tanah Air yang menempuh pendidikan dengan jalan tak biasa tetapi sukses dalam kehidupan mereka. Mereka sudah seperti manusia ajaib yang walaupun minim gelar, tetap bisa sukses dan berguna bagi sesama.

Tetapi tentu saja tak mudah menemukan keajaiban tersebut. Mereka belajar dari banyak hal, dan menempuh jalan yang keras untuk mencapai kesuksesan.

Nah, sebab itulah untuk memberikan inspirasi bagi pembaca setia Ajaibbinladden, ane mau berbagi mengenai Tokoh-tokoh Inspiratif Indonesia yang menempuh jalan tak biasa untuk Sukses, bahkan Tanpa Kuliah. Semoga bisa memberi gambaran bahwa pada hakikatnya, manusia harus belajar dari apapun, dari manapun, dari siapapaun, agar hati kita tertata untuk tidak menganggap rendah orang lain. Terutama, dari orang-orang yang tak sanggup mengenyam pendidikan tinggi.

Berikut beberapa tokoh yang ane himpun. Selamat menikmati......

Adam Malik


adam-malik-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah

Walaupun hanya sanggup menempuh pendidikan sampai HIS (setingkat SD), kemudian Adam Malik melanjutkan sekolah ke madrasah, tetapi hanya sebentar sebab diminta membantu ayahnya menjaga toko.

Sembari bekerja, Adam Malik mengisi waktunya dengan membaca banyak buku. Dari sana, Adam Malik telah mengajarkan kita untuk terus belajar bagaimanapun keadaan kita.

Karir politiknya bermula saat berusia 17 tahun menjabat ketua Partindo di Pemantang Siantar (1934-1935). Kemudian di usia 20 tahun, Adam Malik merupakan salah satu pendiri kantor berita nasional ANTARA yang masih eksis sampai sekarang.

Kemudian sewaktu penjajahan Jepang, Adam Malik merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang cerdas berdasar pengetahuan dari buku-buku yang dibaca dan pergerakan yang dia lakukan. Menjelang kemerdekaan, dirinya juga menjadi salah satu pemuda yang mengasingkan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk menekan supaya proklamasi kemerdekaan Indonesia dipercepat.

Hingga pada akhirnya, karir Adam Malik melejit tahun 1950-an. Dia dipilih Soekarno menjadi duta besar luar biasa untuk Uni Soviet dan Polandia, pada tahun 1977 menjadi ketua MPR dan beberapa jabatan menteri. Setelah itu, namanya dikenal sebagai Wakil Presiden mendampingi presiden Soeharto tahun 1978.

Emha Ainun Nadjib


emha-ainun-nadjib-cak-nun-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah

Budayawan asal Jombang yang akrab kita sapa Cak Nun ini memang punya riwayat pendidikan yang sangat unik.

Beliau pernah dikeluarkan dari Pondok Modern Darussalam Gontor setelah melakukan ‘demo’ melawan pimpinan pondok karena sistem pondok yang kurang baik pada tahun ketiga bersekolah. Kemudian melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta hingga lulus.

Memasuki bangku kuliah, beliau hanya bertahan satu semester di Fakultas Ekonomi UGM. Tetapi kemudian belajar sembari menggelandang bersama guru sufi Umbu Landu Paranggi selama lima tahun di Yogyakarta.

Itulah pintu gerbang Cak Nun memasuki dunia teater, dan aktif menulis puisi dan essai hingga kini. Produktivitas dan pemikiran multidimensional beliau bisa terlihat dari buku-bukunya yang sampai sekarang masih terus dicetak ulang. Juga penghargaan kebudayaan yang terus beliau dapatkan.

Kini Cak Nun masih konsisten mengurus dan menghadiri majelis masyarakat Maiyah di berbagai kota. Serta terus berkarya bersama grup musik Kiai Kanjeng.

Ajip Rosidi


ajip-rosidi-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Ada pula sastrawan, penulis, dosen dan budayawan asal Majalengka, Jawa Barat. Siapa yang tak kenal Ajip Rosidi? Seorang jenius yang menjadi intelektual sejati walaupun memegang ijazah SMA pun tidak pernah.

Ajip Rosidi menolak ikut ujian SMA sebab beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Alhasil, beliau tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah. 

Proses kreatif Ajip Rosidi begitu sistematis terjadi setelah itu. Beliau mulai menulis telaah dan komentar tentang sastra, bahasa dan budaya. Tulisannya kaya akan sejarah sastra Indonesia, khususnya Sunda. Sering menyampaikan pandangan tentang masalah sosial politik, baik berupa artikel dalam majalah, media massa ataupun berupa ceramah atau makalah. Beliau juga menulis beberapa biografi seniman dan tokoh politik.

Hingga akhirnya, pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Osaka, Jepang.

Chairil Anwar


chairil-anwar-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Seniman asal Medan, Sumatera Utara ini merupakan penggebrak sastra puisi angkatan 45. Dengan julukan Si Binatang Jalang dari karyanya yang fenomenal. Puisi yang dihasilkan pun menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, hingga tak jarang menjadi multi-interpretasi.

Chairil Anwar hanya sempat merampungkan sekolah sampai MULO (setingkat SMP) saja. Sebab sudah memutuskan untuk menjadi seniman pada usia 15 tahun.

Walaupun begitu, selama hidupnya Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi. 

Buya Hamka


buya-hamka-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Pernah mengenal buku atau film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck? Bila iya, keterlaluan bila masih tak kenal siapa sang pencipta karya tersebut.

Ya, Buya Hamka yang lahir di Sumatra Barat ini memang maestro sejati sebab berhasil menggambarkan kisah yang kompleks sekaligus memukau. Padahal, taukah kau bila beliau ini hanya mengenyam pendidikan formal sekolah dasar di Maninjau.

Buya Hamka memulai karir sebagai wartawan tahun 1920-an di surat kabar Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Suara Muhammadiyah. Dari dunia tulis menulis tersebut, lahir pula karya sastra seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Merantau ke Deli.

Beliau juga aktif di organisasi Muhammadiyah sebagai ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah pada tahun 1946. Hingga pada akhirnya, 26 Juli 1977 Buya Hamka menjadi Menteri Agama Indonesia.

Susi Pudjiastuti


menteri-susi-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Seperti yang kita tahu, kabinet Kerja presiden Joko Widodo lalu sempat booming sebab salah satu menterinya dengan santai merokok sambil bersila bersama para wartawan di sudut Istana Merdeka.

Ya inilah orangnya: Susi Pudjiastuti, Menteri Perikanan dan Kelautan periode 2014 - 2016.

Wanita yang lahir 15 Januari 1965 di Pangandaran ini hanya berpendidikan sampai tahun kedua di SMA N 1 Yogyakarta. Tetapi setelah itu, bu Susi memutuskan untuk berbisnis dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983. 

Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 mendirikan pabrik pengolahan ikan sendiri. Perusahaannya, PT ASI Pudjiastuti Marine Product mempunyai produk unggulan berupa lobster yang diberi merek "Susi Brand" sampai ke pasar ekspor luar negeri hingga ke Asia dan Amerika. 

Sebab itulah jangkauan bisnisnya meluas sampai menjangkau bisnis penerbangan bernama Susi Air yang pada mulanya digunakan untuk mengangkut hasil laut agar terdistribusi dalam keadaan segar. Tetapi pada akhirnya Susi Air berkembang sampai ke layanan penerbangan untuk publik.

Sujiwo Tejo


sujiwo-tejo-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Dalang Edan asal Jember, Jawa Timur ini memang sempat kuliah di ITB jurusan Teknik Sipil. Tetapi selama kuliah, mbah Tejo ini justru bergiat mendirikan Ludruk dan menghidupkan Seni Pedalangan di ITB. Sampai-sampai tak sempat menyelesaikan studinya.

Hingga kini, mbah Tejo masih aktif menulis di Jawa Pos rubrik Wayang Durangpo setiap minggu. Dalam dunia pedalangan pun mbah Tejo masih intensif dengan memprakarsai Jaringan Dalang pada tahun 1999.

Mbah Tejo pun aktif menulis berbagai buku sastra dan sangat supel ketika dijumpai di twitternya: @sudjiwotedjo.

Dahlan Iskan


dahlan-iskan-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Mantan Pemimpin Jawa Pos Group, Dirut PT. PLN, dan Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu II ini merupakan tokoh hebat lainnya yang lahir dari pengalaman hidup yang keras.

Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur ini bukan berasal dari keluarga kaya. Tetapi berhasil masuk kuliah di fakultas Hukum IAIN Sunan Ampel dan universitas 17 Agustus. Tetapi sebab sibuk berorganisasi dan menulis di media massa, akhirnya karena saking sibuknya sampai-sampai meninggalkan bangku kuliah.

Setelah itu awal karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter di Samarinda, pada tahun 1975. Tahun 1976, akhirnya ia menjadi wartawan majalah Tempo. Barulah tahun 1982 dipercaya memimpin surat kabar Jawa Pos yang waktu itu kolaps, hingga sekarang bangkit dan menjadi salah satu media besar di Indonesia.

Andy F Noya


andy-f-noya-kick-Tokoh Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah Kuliah


Acara Kick Andy di Metro TV telah melambungkan nama pria kribo yang sekarang botak ini. Andy memang sempat berkuliah tetapi hanya sampai semester 3. Dia diterima menjadi reporter majalah Tempo dan sejak saat itu dia memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah sepenuhnya.

Sejak saat itu karir jurnalistiknya moncer sampai pada tahun 1992, Andy F Noya menempati beberapa posisi di Media Indonesia yaitu antara lain sebagai asisten redaktur eksekutif 1992, redaktur ekonomi/ketua tim breku 1993, ketua tima berita keuangan 1994, penjab edisi minggu 1997, redaktur edisi minggu 1998, dan pejabat sementara asisten redaktur 1998-2000. 

Tahun 1998, Andy F Noya magang terlebih dahulu di RCTI sebelum akhirnya kembali ke Media Group dan menjadi pemimpin redaksi Metro TV.


Baca Juga: Kata-kata Motivasi Bisnis dari CEO Dunia! :)

                   Riwayat Hidup Lucu Soekarno  :D
                 



Senin, 17 Oktober 2016

Bedanya Jujur AwKarin dan Jujur Para Politisi


Assalamualaikum,

Bedanya Jujur AwKarin dan Jujur Para Politisi


Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), biasanya kata “jujur” akan diobral. Sebagai mantra sakti pemikat hati rakyat, kata “jujur” akan semakin banyak digunakan oleh para calon kepala daerah sebagai semboyan atau jargon mereka. Misalnya semacam: Jujur, Adil, Merakyat! atau Bersih, Jujur, Dapat Diandalkan! atau juga Mendingan Jujur Nakal daripada Baik Munafik!

Eh, bentar. Yang terakhir itu kan punya AwKarin! Gimana sih!

Tapi bila boleh berpendapat, menurut saya jargon AwKarin justru jauh lebih bisa diterima. Lebih konkret dan lebih nyata! Daripada “jujur”-nya para politisi untuk merayu masyarakat. Nah!
Sebab itulah, rasanya kurang fair ketika kita terus mem-bully AwKarin yang dengan teguh memengang prinsipnya. Tetapi justru bersikap kalem-kalem saja pada para calon peserta Pilkada yang belum tentu mengamalkan semboyan “jujur” yang mereka dengung-dengungkan.

Loh, nanti dulu, memangnya AwKarin sudah terbukti mengamalkan sikap jujur?

Beuh, jangan ditanya!

Walaupun AwKarin lebih suka pakai baju dari jaring nelayan (bukan seragam dinas apalagi setelan berdasi), dia sudah terbukti bisa mengamalkan semboyan: “Mendingan Jujur Nakal daripada Baik Munafik” dalam hidupnya.

Maka jangan gumun, kalau anak-anak muda yang sering kita sebut “dedek-dedek gemes” banyak yang senang hati untuk terus mengikuti kehidupan AwKarin. Positive thinking saja, barangkali mereka bukan ingin mengikuti fashion atau gaya post-modernnya. Tetapi karena sudah muak, melihat kemunafikan yang terlampau sering mereka dapati.

Jujur Masa Kini?
Pertama-tama kita lihat dulu dari dunia hiburan Tanah Air. AwKarin semacam menjadi antitesis dari para artis ibu kota, yang membranding diri sebagai “anak baik” hanya saat ingin membintangi film agamis atau cinta-cinta religius. Atau selebritis yang sering menutup-nutupi masalahnya, tetapi justru bikin masalah baru, kalau sudah sepi job dan ingin menaikkan pamornya lagi. Nahlo!

Kalau AwKarin sih, diputusin pacarnya juga tenang-tenang aja diceritakan. Apa aja dibuka (aurat apalagi). Mungkin kalau ada bisul pecah di pantatnya pun, dia juga bisa saja cerita santai sambil ketawa-ketiwi di depan kamera. Benar-benar jujur! Luar biasa bukan?

Bahkan, AwKarin sudah seperti mendobrak kecenderungan artis-artis dunia yang suka oplas-oplos (baca: operasi plastik) di sana-sini. Beda dong, dengan AwKarin. Dia punya tetek segitu doang juga percaya diri aja. Nggak perlu dibentuk lagi jadi bulet atau digede-gedein. Apa adanya, kok!
Belum cukup di situ saja. Dunia politik pun ikut gonjang-ganjing gara-gara semboyan AwKarin ini.

Loh, nggak percaya?

Sekarang coba pikir, mana ada politisi yang bisa “jujur” kecuali kalau sudah kepepet? Tengok Nazaruddin dan para politisi lain yang KPK sebut Justice Collaborator. Mereka jujur mengungkapkan kasus korupsi yang mereka lakukan, karena sudah kepepet!
Apa yang bisa dilakukan? Ya tinggal mencari teman, buat nemenin ngobrol sambil minum kopi di penjara. Kampret kan?

Ada sih yang bisa jujur, tapi nyengit atau nyebelin. Misalnya Anas Urbaningrum yang dulu berkata, “Kalau saya korupsi satu rupiah saja, gantung saya di Monas!”
Dan ternyata dia jujur: korupsinya banyak, bukan cuma satu rupiah. Syahdan, dia tak jadi digantung di Monas. As* tenan...

Sebab itulah, kalau ada politisi yang meniru jargon AwKarin, saya yakin dia pasti menang besar! Elektabilitasnya melejit! Walaupun dia jujur nakal.

Misalnya, politisi tersebut berkata, “Jujur saja! Saya nggak bisa menjamin kalau saya nanti tidak korupsi! Lha wong untuk nyalon begini thok saja, saya dipinjami duit partai sampai miliaran kok. Ya harus diganti lewat proyek-proyek kalau sudah terpilih nanti. Tapi tenang saja, saya tidak akan makan harta haram untuk anak-istri. Makanya, pilih saya!”

Nah, kalau ada yang bilang begitu, malah saya pilih! Benar-benar jujur dan apa adanya. Salut saya!


Bahkan kalau saya jadi Megawati, saya akan langsung mengusung AwKarin jadi cagub tanpa basa-basi. Saya membayangkan saat AwKarin bersama calon-calon lain berdebat. Ketika calon-calon lain hanya membicarakan kebaikan dan citra diri, dia hanya tersenyum kecut sembari berkata: Kalian semua suci, aku penuh dosah!


sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com