Assalamualaikum,
Pendidikan karakter merupakan pintu gerbang menuju
pembentukan pribadi-pribadi emas generasi penerus bangsa. Apalagi di sekolah! Tempat
dimana segala sifat dan pribadi anak bangsa berkumpul. Tentunya banyak yang
harus kita kenalkan dan ajarkan, walaupun lewat hal-hal kecil nan sederhana.
Sebab itulah, ane sebagai calon tenaga pendidik (cie elah xD)
dengan segala pengalaman selama praktik dan kerja nyata, ingin membagikan
sesuatu pada pembaca setia Ajaibbinladden. Ya kali, kuliah 7 tahun sebagai
calon guru postingannya tentang psikopat terus. Sekali-kali boleh dong, ikut
andil bicara tentang pendidikan. xD
Apalagi, menurut pengalaman ane, 5 hal kecil yang juga
termasuk pendidikan karakter ini sering tak digubris oleh kebanyakan orang. :(
Padahal, apa salahnya mengaplikasikan hal-hal kecil tetapi
nyata… Demi masa depan generasi penerus bangsa kita. ^^
Oke, inilah 5 Hal Kecil yang Juga Pendidikan Karakter di
Sekolah. Bisa diaplikasikan terutama untuk kamu guru, pendidik, pengajar
ataupun calon tenaga pengajar yang ingin berbuat sesuatu untuk anak muda kita.
Silahkan disimak…. :D
Bertanggungjawab dan Mandiri
Menghapus Papan Tulis Sendiri - pic from InMagine |
Walaupun seorang guru memang punya kapasitas untuk
dihormati, tetapi jangan sampai kita menyalahgunakannya untuk dengan mudah
menyuruh siswa seenaknya.
Sebab seorang guru berada di depan kelas dan menjadi pusat
perhatian siswa, sebisanya pastikan kita bertanggungjawab atas apa saja yang
kita perbuat. Misalnya, membereskan meja guru yang berantakan karena kita
tempati, ataupun menghapus tulisan kita sendiri di papan tulis setelah selesai
mengajar.
Percayalah. Hal ini secara tak langsung menjadi pendidikan
karakter yang sangat dihargai siswa. ;)
Budaya Tolong dan Terimakasih
Bilamana terpaksa untuk meminta tolong siswa mengerjakan
sesuatu, pastikan kita mengucapkan kata “tolong” di setiap imbuhan permintaan.
Setelah itu, ucapkan “terimakasih” dan tak lupa sedikit tarikan senyum di bibir
untuk menegaskan: apa yang mereka lakukan itu berarti buat kita. ^^
Hal ini begitu penting untuk pendidikan karakter siswa agar
mereka terbiasa mendengarkan permintaan tulus, bukan kalimat perintah
seakan-akan mereka pesuruh.
InsyaAllah pendidikan kita akan maju bila setiap orang tua
menyadari pentingnya budaya tolong dan terimakasih. :)
Membiasakan Bicara Empat Mata
Memarahi anak atau siswa di muka umum merupakan hal yang
membuat mental mereka ciut. Alih-alih membuat mereka dewasa, justru kita bisa
dianggap tak menghargai mereka sebagai anak muda atau siswa. Ya, bicara empat
mata merupakan pendidikan karakter yang sering luput dari pikiran orang dewasa.
Padahal hal ini penting. Selain agar mereka mengenali
kesalahan mereka secara personal dan dalam, kita secara langsung telah
mengajarkan: rasa malu yang paling dasar saat melakukan kesalahan, seharusnya
adalah malu pada diri sendiri. ;)
Panggil anak tersebut secara personal. Terangkan supaya mereka
memikirkan apa yang telah mereka perbuat (bila mereka melakukan kesalahan).
Ajak ngobrol sedikit, berikan
nilai-nilai pengalaman dengan sedikit canda ringan. Anda akan lebih dihormati
olehnya sebagai pribadi yang bijak dan dapat dipercaya. ^^
Berpenampilan Rapi dan Sedap Dipandang
Nah, kalau yang ini merupakan hal kecil tapi begitu besar
dampaknya. Biasanya anak muda apalagi masih anak sekolahan, masih butuh modeling sebagai panutan dalam menilai
sesuatu. Terutama berbusana.
Bila penampilan kita saja semrawut dan tak enak dipandang,
maka mereka pun bisa berbusana seenaknya pula.
Sebab itulah, bukan hanya dalam berbusana saja. Sebenarnya
menjadi pendidik karakter haruslah berangkat dari diri sendiri terlebih dahulu.
Kalau kita sudah menempatkan diri dengan pantas, percayalah, siswa dan anak pun
akan malu bercermin pada kita kalau mereka kurang menata diri. ^^
Membiasakan Memanggil Nama
Yang terakhir ini susah-susah gampang. xD
Dengan membiasakan diri memanggil nama, menandakan kita care, peduli dan menghargai mereka
sebagai manusia seutuhnya. Sebagai pendidikan karakter, tentu saja kita secara
tidak langsung telah memperkenalkan cara menghargai sesama.
Hindari terbiasa menggunakan, “Hey, kamu….” Ataupun memanggil dengan ciri khas negatif, “Kamu yang gondrong, kemari…” bahkan memanggil
dengan ejekan, “Kamu yang hitam, kesini…..”
Saya pikir memanggil siswa dengan selain namanya merupakan hal yang tidak etis. Kecuali ketika kita memang benar-benar lupa namanya atau name tag siswa tersebut tak terlihat. Saya yakin, siswa juga akan
lebih menghargai guru yang bersedia menghafal nama ataupun panggilan akrabnya. :)
Hal ini juga bisa menambah kedekatan kita terhadap anak
tersebut. Mempererat hubungan menjadi semi-formal tapi tetap terhormat sebagai
orang tua. ^^
Itulah tadi beberapa pendidikan karakter yang tak terjamah
teori, tetapi begitu efektif dalam membangun hubungan sebagai sesama warga
sekolah. InsyaAllah, bila setiap orang peduli akan 5 hal ini, pendidikan kita
akan berhasil mencetak penerus bangsa yang handal dan berkarakter.
Semoga. Aamiin. ^^
0 komentar:
Posting Komentar