Macam-Macam Tes Ajaib, di Sini Tempatnya!

Jumat, 10 Januari 2014

Cerita Riddle, Thriller dan Detektif

Assalamu'alaikum..

Semua orang pasti mempunyai aura sadis dalam dirinya. Termasuk gue. Hehehe. Dari dulu, aura imajinasi berdarah dingin gue ini sebenarnya sudah mengalir deras di kepala. Seperti pembicaraan lalu di The Untold Story, gue sebenernya punya passion juga di dunia truth seeker gitu. :x Hehe, tapi masalahnya, gue nggak tau harus disalurin kemana. Masa iya ke temen-temen di sekolah? Bisa disumpahin jomblo sampe lulus sekolah lo entar.. #kisahnyata #abaikan

Nah, sampai akhirnya @pandhuseto lah yang mengenalkan gue pada cerita riddle. Awalnya? Dari kaskus tentunya. Hehe :D Yeeeeyyy... #kaskus #proudofIndonesia :t

Pertamanya, gue juga nggak "ngeh" sama beberapa cerita. Tapi setelah dicermati dan dinalar, hasilnya bisa dibayangkan. Cerita riddle ternyata bikin merinding, kadang bergidik, kadang jadi parno sendiri, kadang bikin lemes, pokoknya berjuta rasa deh, kayak iklan permen.

Maka dari itulah saudara-saudara, gue memutuskan untuk menyalurkan diri dulu di riddle-riddle dan detective story karya gue yang sangat minimalis ini. Hehe. Eit, tapi nggak semua aliran juga ya. Yang pasti, gue paling ngga suka sama yang berjenis "kode" ataupun "dying message". Ya, menurut gue nggak efektif aja gitu pake segala ribet-ribet buat nulis pesan. Iya kalo korban nyang bikin, kalo pelakunya sengaja? hayo? :f

Bukannya apa-apa sih, tapi gue menghormati kok. Yang penting profesional aja dengan aliran-aliran kita. ;)

Dibawah ini adalah cerita-cerita yang gue jadiin status FB. Gue yakin cerita-cerita riddle ini masih "sangat banyak sekali" kekurangan, jadi mohon maaf kalo tidak bisa memuaskan hasrat analisis anda. ;)

O iya, dan khusus di blog ini, insyaAllah bakal update terus sampe inspirasi ini semakin tumpeh-tumpeh. :D hehehe. Yuk mari....


Pemanasan :D:

Soal:
Tentu saja temukan pembunuhnya.. Simple. Hehe.
cerita-riddle-singkat-pemanasan



Lebih gila dari orang gila:

Soal:
Cari siapa yang lebih gila, kalo bisa dengan kronologisnya ya... ;)
cerita-riddle-detektif



Old Time Old Pain:

Soal:
Cari tau ada apa dibalik ini, motif dan kalo bisa tau kronologis dibalik motif ini juga persis seperti yang saya bayangkan... Psikopat-psikopat dah lo.. Hahaha
cerita-riddle-psikopat



Thriller Night:

Soal:
Ini Thriller perdana saya. Hehe. Soalnya, cari tau ada kejahatan apa dibalik ini semua. Udah, gitu aja kok. Hahaha
Sekarang tepat pukul 10 p.m dan aku masih diatas motor dalam perjalanan menuju rumah. Benar sekali, aku nyasar lagi. -___-. Sebenarnya aku bisa pulang sore tadi. Tapi urusan di rumah temanku ini memang mendadak sekali.

Entah perasaanku saja atau jalanan ini memang gelap sekali. Aku mengambil arah ke kanan di sebuah persimpangan. Dan kalo anda sudah mempunyai banyak pengalaman dalam kesasar, anda pasti berkata, "Sial, kenapa nggak lurus aja tadi ya.". Tapi aku tak berbalik arah. Aku tau tembusan jalan ini pasti sama dengan jalan lurus tadi. Sudah kubilang kan, insting dan pengalamanku dalam nyasar-menyasar memang sudah terasah. #halah

Sesaat, pekarangan dan sawah di sepanjang kanan jalan dan sepi yang menyekap membuatku sedikit takut. Bagaimana tidak, kampung ini seperti terisolasi, rumah-rumah disini pun terlihat tua. Tapi rasa takut ini menjadi sedikit berkurang setelah melihat ada anjing di depan yang berjalan searah denganku.

Dia mengendus-endus, lalu berbelok ke arah gallery seni yang agak mencolok. Aku mendadak dibuatnya kaget, anjing ini terus menggonggong keras ke arah kaca gallery. Aneh, dia menggonggong ke arah patung-patng lilin. Tapi yang lebih mengagetkan lagi, ketika kami sudah agak dekat, aku melihat langsung suatu hal yang tak pernah kulihat. Seorang wanita keluar dari gallery dan langsung menancapkan pisau ke leher anjing ini. "Wanjirrr.", bulu kudukku merinding. Kami sempat bertatapan. Rambutnya yang berantakan memang sedikit menutup wajahnya. Tapi aku masih bisa melihat matanya, benar-benar tanpa ekspresi. Kosong.....

Tapi belum sempat aku berpikir tentang apa yang terjadi, sekitar 10 meter didepan, aku melihat bapak-bapak yang melambai-lambaikan tangannya padaku. Dia mau nebeng. Berhubung mukanya juga tidak terlalu horror, aku memberanikan diri untuk berhenti.

"Mas, nebeng sampai rumah yang besar itu ya mas.", katanya dengan ramah. Ya, rumah besar itu memang buuuesar sekali. Aku yang berada beberapa ratus meter ini saja bisa melihatnya dengan jelas.

"Oh, monggo pak, silahkan.", dia pun langsung duduk di belakang dengan cepat.

Pikiranku sudah lumayan tenang, suasana mencekam juga sedikit ternetralisir oleh bapak yang ramah ini. Aku pun berinisiatif untuk "kepo" sedikit.

"Itu yang punya gallery siapa pak ??".

"Wah, kebetulan sekali mas, yang di rumah besar itu yang punya gallery mas.", ujarnya santai.

"Oh, dia seniman ya pak ?? Apa punya kerjaan lain ?? Kalo enggak, hebat banget tuh dapet inspirasinya. Haha.", tambahku dengan ekspresif.

Dia tertawa sebentar, "Hahaha, bener mas. Hebat, kamu memang pinter. Bahkan, dengan inspirasi, dia telah memajukan, mengangkat dan memberdayakan kampung ini.".

"Lalu menjualnya di gallery itu ??".

"Bukan cuma itu, serpihan-serpihan inspirasinya pun harganya bisa sangat mahal. Hahaha.", katanya dengan semangat.

Kata-katanya itu membuatku jadi agak takut lagi. Rumah besar itu pun semakin dekat. Aku lalu mengajukan pertanyaan terakhir. "Maaf pak, anda terlalu berbelit-belit, yang saya tanya, apa yang punya rumah gede itu punya pekerjaan lain ??".

Dia diam sebentar dan menjawab dengan nada jengkel. "Dia mantan dokter. Apa kau sudah puas ??".

Aku pun bergidik lagi. Pikiranku, instingku dan gesture tubuhnya yang secara mendadak bergerak, membuatku kaget. Tangannya seperti menggenggam sesuatu, aku bisa melihat sekilas dari spion. Aku panik, jantungku berdegup kencang. Aku pun berinisiatif men-standing-kan motorku sampai seperti pembalap motoGP sampai dia terjatuh. Dia cuma bilang, "Wooiiiii...!!!" tetapi aku terus melaju. Dia cuma terdiam. Aku bisa melihatnya dari spion.

Aku terus "ngacir" dengan kecepatan tinggi sampai lewat depan rumah besar tadi. Saat aku lewat, aku melihat seseorang, dia sedang duduk. Dan saat aku menatapnya, dia berdiri dengan kaget. Disana gelap, wajahnya tidak kelihatan. Tapi mata kita sempat bertemu. Ya, mata keadilan akan tau mana mata yang bersalah dan harus diadili. Sejujur, aku takut. Tapi aku yakin, dia juga merasakan hal yang sama sepertiku.

Speedometer motor ini terus menunjuk angka 90 km/h sampai aku berada di depan rumah. Sekarang sudah pukul 1 p.m dan rasanya aku ingin langsung masuk ke kamar dan tidur. Tapi tak bisa semudah itu. Jantungku berdegup kencang dan pikiranku terguncang. Ya, malam ini benar-benar "kampret".

Besok siangnya, kuputuskan untuk pergi ke gallery itu bersama temanku, Allen. Tentu saja sahabatku ini sudah ku ceritakan panjang lebar tentang kejadian semalam. Sudah kuceritakan pula hasil "searching" ku ke gallery yang lumayan terkenal itu dan kemungkinan-kemungkinanya bahwa patung-patung lilin yang ada disana adalah benda hidup yang dilapisi lilin...!!! Mengerikan.. Ya, seperti di film-film.

Sesampainya di gallery, aku dan Allen memutuskan untuk berpencar. Memang, gallery ini cukup ramai dan lumayan besar untuk ukuran sebuah kampung. Dekorasinya pun lumayan, semuanya juga tertata rapi. Aku sempat mengagumi gallery ini di siang hari ini walaupun di malamnya aku merasa ini seperti gua para penyihir. Tapi kekagumanku sekejap sirna ketika melihat wajah pucat Allen yang mendatangiku, "Zi, ada, di... di sebelah sana.", katanya sambil menunjuk ke arah belakang.

Aku memang menyuruhnya untuk mencari patung anjing berwarna coklat yang kutemui tadi malam, yang ditusuk dengan tanpa dosa oleh seseorang. Dan ternyata, patung seperti itu memang benar-benar ada...!!! Sekarang tepat berada di depan mataku...!!! Nyata...!!! Bisa pingsan aku kalau tidak kuat mental.

Kau pasti tak percaya seberapa cepat jantung kami berdetak. Aku dan Allen saling bertatapan untuk bersama-sama memastikan apa yang ada di pikiran kita. Aku mendekat ke patung anjing ini dan, astaga, ini benar-benar mirip anjing semalam, kecuali kalung besar di lehernya. Tanganku bergetar saat akan menyentuhnya. Begitu menyentuhnya, dinginnya patung ini seperti menyalur sampai otak. Aku berhenti sejenak sambil terus memegangnya. Kupastikan dari dekat, bulu, mata, gusi, rahang, gigi, kemudian aku tersentak dalam hati. "Ini benar-benar lilin...!!!. Bukan, ini pahatan lilin asli.". Ya, aku tau betul apa yang kurasakan.

Mataku dan Allen bertemu lagi. Kali ini dengan lebih tenang. "Ini lilin sungguhan ??? Karya seni ???", katanya lirih. Aku cuma menggeleng sampai aku melihat judul patung ini. -The Annoying Dog Who Finding It's Owner-. Dahiku hanya berkerut, aku bingung dan melihat sekitar sampai menemukan sebuah patung orang naik Vega ZR dengan jaketku, helmku, hei, itu kostumku kemarin malam...!!!

Aku tak tau betapa jengkelnya aku sampai-sampai gusiku ngilu karena terlalu kuat menekan gigi. Aku melihat patung ini dan melihat judulnya. -The Man That Stayed Away From His Destiny-. "** SENSOR **, orang ini sudah gila.", pikirku kacau.

Tapi kekacauan ini mulai sirna dengan banyaknya kepingan-kepingan fakta yang mulai terkumpul. Termasuk patung di samping patung berwujud aku ini. Patung bapak-bapak yang terduduk mengemis. Ya, patung bapak-bapak yang ramah semalam. Tangan kirinya mengadah ke atas dan tangan kanannya menghunus pisau ke uluh hatinya. Eh, sebentar, gesture tubuh ini, ekspresi wajah, dan posisi tangan yang janggal. Tunggu, aku juga sering baca novel detektif, mustahil aku tidak mengetahui hal-hal dasar seperti ini. Dia bukan menghunus pisau, justru dia ingin mencabutnya...!!! Ya, patung ini sangat membuatku ngilu karena benar-benar nyata saat dilihat. Apalagi saat aku melihat judul karya menjijikan ini, aku benar-benar mau muntah. -Failed Man-

Baik, semua sudah cukup. Aku berpikir sebentar, setengah menit saja. Aku memikirkan kejadian semalam, fakta yang ada dan kemungkinan yang mungkin terjadi, aku pun sampai pada suatu kesimpulan. Ya, anda juga pasti sudah menemukannya kan ?? Yang pasti, saat itu aku hanya bisa menelpon polisi kemudian menjerit keras, "Dasar seniman gila..!!!!".


*jawaban Cerita Riddle, Thriller dan Detektif di sini..

*vol 2 (Riddle singkat) di sini

Rabu, 01 Januari 2014

The Untold Story

              Assalamu'alaikum..

           Sebentar lagi tahun baru. Dimana tahun depan, mungkin adalah tahun yang sibuk buat semua orang. Ada pemilu, ada piala dunia, ada pula hal-hal baru lainnya. Semester awal kuliah saya juga hampir usai. Ya, semester satu, semuanya masih gaje banget sumpah. Yang terakhir, umur 18 taun saya pun barusan berakhir. Banyak perubahan yang terjadi, salah satunya, jerawat saya tambah banyak. Hehe. Hey, itu fakta lho.

            Ngomong-ngomong soal fakta, saya jadi inget UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampus yang pengen saya ikutin. Berkutat soal fakta, keadaan, realita dan hal-hal berat lainnya yang bikin kepala puyeng. Ya, pers mahasiswa pastinya, BP2M (Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa) namanya.

            Sekarang, kalo menafsirkan kata-kata saya tadi bahwa UKM inilah yang “pengen saya ikutin”, jelas sekali bahwa saya baru “pengen”. Artinya saya belum masuk, belum jadi anggota. Ya, belum jadi anggota..!! Gila kan, satu semester berlalu, tapi masih berstatus “Calon kru Magang BP2M”, dan belum jadi anggota. Tapi tak mengapa lah. Prosesnya seru, bikin deg-degan. Hehe.

            Pertama kali niat daftar, saya download formulirnya dari internet. Keren kan, bisa dapet dari internet. Hehe. Tanpa pikir panjang, formulirnya langsung saya lihat dan print. Setelah selesai print dan jadi, langsung saya cermati dan ada sesuatu yang membuat saya tertarik. Yaitu “Surat pernyataan tidak akan mengikuti UKM lain selain BP2M”. Praktis, ini yang membuat UKM ini jadi unik buat saya. Kenapa ?? Jelas kan, berarti UKM ini bener-bener membutuhkan orang-orang yang loyal dan independen. Bener-bener UKM jurnalis sejati. Dan lagi, selembar surat inilah yang akan membuat mahasiswa lain berpikir 2x untuk ikut. Benar saja, besoknya waktu saya tawarin ke temen-temen, 30% menjawab “Lha nek rak keterimo piye??”. Sedangkan 50% dari mereka jawabannya sama, “Ojo, awal-awal ki melu sing akeh sisan. Nek siji tok, rugi entar.”. Sisanya alasan lain. Saya pun ketawa dalam hati, “Hahahahaha. Kok pikiran mereka sama ya?? Mainstream banget ih.”, pikir saya.

            O iya, agak rancu ya, kalo saya nggak cerita tentang diri saya sendiri dulu. Okelah, saya perkenalan lagi buat yang belum kenal. Ingat, kita masih perkenalan. Kalo kamu mau yang lebih serius, aku masih pikir-pikir dulu. Wkwk *digampar*.

Aziz Rahardyan
Aziz Rahardyan

            Nama saya Aziz Rahardyan, masih ikut orang tua di Semarang Timur, Pedurungan tepatnya. Kampus saya di Unnes, jurusan Teknik Elektro prodi PTE 2013. Nah, lalu apa hubungannya teknik elektro, dunia jurnalis, dan seorang Aziz Rahardyan ?? Eit, jangan salah. Jawabannya............. Sebenernya nggak ada sih. Hehehe. Eh, tapi cerita dibawah mungkin bisa mewakili.

            Mungkin berawal waktu masih kecil, saya bercita-cita jadi detektif. Tapi berhubung otak saya agak lola dan miring 30°, saya jadi agak pesimis. Akhirnya saya pindah haluan, tapi yang masih ada hubungannya sama detektif, yaitu cita-cita jadi dokter forensik. Ya, walaupun kandas cuma sampai SMP karna setelah itu saya masuk SMK jurusan Elektronika Industri. Wkwk, tapi impian ini masih bertahan sampe sekarang lho. Sampe-sampe saya bela-belain beli buku INDONESIA X-FILES nya Alm. dr. Abdul Mun’im Idries, Sp.F, pakar forensik terkemuka di Indonesia. Yah, tapi apa mau dikata, pasrah saja, Allah lebih tau apa yang lebih kita butuhkan.

Cover buku INDONESIA X-FILES
Cover buku INDONESIA X-FILES


            Akhirnya pilihan saya jatuh kepada dunia jurnalistik. Kalo orang yang berpikiran persis seperti saya begini, pilihan ketiga mereka hampir pasti jadi hakim, jaksa, atau pengacara. Tapi berhubung otak saya mungkin “nggak nyandak”, apa boleh buat. Toh saya lebih seneng berkumpul sama orang-orang yang nggak terus-terusan serius.

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com