Assalamualaikum..
Sudah lama sekali sejak gue udah nggak nulis hal-hal
gila lagi di blog ini. Kangen sih, tapi apa daya…. semakin dewasa, rasanya gue
jadi semakin serius aja nih. :f Atau itu cuma perasaan gue, padahal aslinya
justru semakin gila. Hahahahahahahahahaha :O (<< tuh kan gila)
Well, ngomong-ngomong soal serius, judul postingan
kali ini kok kesannya serius banget ya…..
Padahal kalo lo liat gue ngetik, beuh. Di depan laptop
sambil makan ceriping singkong, minimize The Law Of Ueki di yutub, sambil
dengerin lagu-lagunya Marsha and The Bear dan mikir yang jorok-jorok tentang
dia, :O sudah bisa ditebak bahwa ini adalah postingan absurd seperti
biasanya. :$
Tapi tenang kawan. Seperti kata suhu Raditya Dika dan suhu
Alit Susanto, kita harus tetap menjalankan Komedi pake Hati. Ya, tulisan kita
tidak boleh 100.000% absurd. Harus ada pesan yang bisa diambil oleh pembaca
dari ke-absurd-an kita. InsyaAllah seperti postingan gue kali ini. ;)
Sebuah inspirasi datang dari kata yang keluar saat gue
nganterin temen waktu SMK (Sekolah Menengah Kedua :O) gue (vita) pulang
beberapa waktu lalu. Gue bilang, “Hidup hanya tentang bagaimana kita berharap,”
dan percaya atau tidak, ini masih gue pikirin terus sampe jadinya postingan
ini.
Hope - Sumber : Pribadi, Istimewa |
Ya, tanpa harapan, bagaimana manusia bisa menggapai
cita-citanya? Bagaimana manusia bisa terbang seperti sekarang? Bagaimana kita
bisa merdeka? Bagaimana kita bisa punya sesuatu yang terus kita “perjuangkan”
untuk hidup? Benar… Itulah harapan.
Bahkan menurut gue, harapan bisa jadi adalah salah
satu alasan kenapa agama diturunkan. Orang yang tak punya harapan sama dengan
orang mati. Itulah kenapa Tuhan suka bila kita berdoa… meminta……. berharap…..
Menurut gue lho ya…… :D
Jadi sebelum banyak berharap, rasanya kita perlu memetakan
tahap-tahapan harapan yang ada dalam hidup ini dulu deh. ;)
Ini gue ambil dari pendapat dan pengalaman gue,
ditambah survei dari Cak Lontong. Dari 100 orang yang disurvei, ternyata 99,99%
orang, mengatakan bahwa mereka adalah orang yang sama. :O (yaitu gue.. :O) Ya,
jadi survei ini bisa dikatakan sangat akurat lah.
So, inilah beberapa tahap harapan dalam hidup kita yang
sudah gue rangkum dengan absurd. Mari silahkan… :t
Tahap Harapan Simple
Lollipop - Sumber : Internet |
Semua manusia pasti punya hajat dan nafsu yang ingin
dipenuhinya. Pada waktu kita kecil, kita minta permen, mainan, atau cewek
cantik. Itu semua juga termasuk harapan, tapi harapan yang simple… sepele… Kita
semua pasti sudah merasakan tahap ini.
Ciri dari tahapan ini adalah kita tidak perlu berpikir
panjang untuk mengharapnya. Semuanya hanya terbesit sesaat, mungkin kayak
kereta Shinkansen yang kebetulan lewat di depan wajah kita. Begitu cepat.
Tapi tahapan ini bukan berarti sudah lenyap kita
tinggalkan. Alih-alih menuju tahap lain, terkadang kita masih mengandalkan
harapan seperti ini. Seperti anak kecil yang mengharap sesuatu. Ya kan, ya kan?
Hayo ngaku?? :$
Ah, jadi inget, dulu harapan simple gue yang terus gue
pertahankan sampai kelas 2 SMK adalah “menjadi orang tersantai di dunia” :O
keren nggak tuh…
Tahap Harapan Individual
Selfish - Sumber : Internet |
Saat-saat paling egois yang dimiliki manusia adalah
waktu mereka remaja. Jadi sudah bisa ditebak. Ini adalah harapan yang dimiliki
saat kita dalam masa-masa remaja.
Ingin menjadi pemain bola, musisi, penulis novel. Atau
menjadi yang terpandai dikelas atau ingin menjadi yang terkeren di sekolah.
Percaya atau tidak… Itulah harapan-harapan kita pada
waktu itu. Yeah. So selfish.
But it’s okay. :) Menurut gue, justru harapan-harapan
inilah yang membuat kita, emmm :f apa ya.. it’s like.. emmm…. membuat kita…….
Hidup...
Ya, ini bukanlah tahapan hanya untuk kita tinggalkan,
tapi diperjuangkan. Harapan ini yang menjadikan seperti apa diri kita di masa
depan.
Teruslah bersabar... Tapi jangan tutup matamu... Coba sadari semuanya... Sampai kita naik level ke harapan selanjutnya. ;)
Tahap Harapan Untuk Orang Lain
Final Hope - Sumber : Internet |
Akan sangat luar biasa saat setiap doa dan harapan
kita, bukan kita tujukan lagi hanya pada diri kita seorang.
Seperti kata sensei gue, Nasrullah NMPS (<<
ciyus, ini singkatan nama, bukan gelar akademis..) kita ini adalah manusia yang
hidup dari harapan orang-orang sebelum kita. Orang tua kita, guru-guru kita, bahkan
founding-father negara Indonesia, semuanya menggantungkan harapan mereka pada
generasi berikutnya.
So, mulai detik itulah mereka masuk dalam tahap ini.
Tahap ‘mengharap untuk orang lain’.
Lalu, bagaimana kita bisa masuk tahap ini?
Jujur, karena gue pun belum lulus ke tahap ini, gue
belum bisa cerita banyak.
Tapi yang pasti, tiba saat dimana kau menitikkan air
mata untuk orang tuamu, untuk adik-adikmu, teman-temanmu, untuk generasi
penerus bangsa, untuk Palestina, umat Islam seluruh dunia, bahkan jika kau
berdoa untuk setiap makhluk hidup di alam ini…………….
Gue yakin, itulah awalnya. :t
So, itulah postingan gue mengenai “Hidup adalah Harapan”.
Sudah sampai mana tahap harapan kamu?? :x
Bila ada yang kurang berkenan atau gue terlihat sotoy
disini, silahkan komen aja ya. ;)
Bye bye..!!! :k